Rabu, 22 Desember 2010

Leopard 2 di Negara Non-Jerman


Leopard 2A6M

Leopard 2A6M CAN: Leopard 2A6M milik Kanada, diadaptasikan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Kanada. Tank ini mempunyai tambahan lapis baja di bagian depan, dan lapis baja rusuk dipasang. Leopard 2A6M adalah model seni ilmu kemiliteran yang termasuk sebuah proteksi ranjau terintegrasi, dengan penambahan lapis baja di bagian bawah hull, dan dibagian bawah perut, ditambah sebuah kompartemen awak dengan desain baru, yang meningkatkan keselamatan awak. 20 Leopard 2A6M CAN, dikirim pada Agustus 2007 yang dipinjam oleh Angkatan Bersenjata Kanada dari Jerman, untuk meningkatkan efektivitas unit Kanada yang dikirimkan ke Afganistan. Kanada juga akan membeli 100 tank Leopard 2A4, senagai hasil perjanjian pemerintahan Belanda-Kanada. Akuisisi ini akan memenuhi kebutuhan jangka panjang Angkatan Bersenjata Kanada.


Swiss Pz87: Leopard 2 Pz 87 berbeda dengan milik Jerman, memiliki perubahan di bagian belakang turret, dengan sebuah lerengan di bagian belakang kiri turret dan sebuah boks tambahan untuk jaring kamuflase di bagian belakang kanan turret. Pada bagian belakang kiri turret terdapat box yang berisi koneksi “head-set” eksternal untuk intercomm awak. Senapan mesin MG 87 7.5mm WF Bern buatan Swiss dipakai, satu dipasang secara koaksial terhadap meriam utama dan yang satunya dipasang di ruang pengisi amunisi untuk pertahanan udara. Radio AN/VCR 12 desain AS yang diproduksi dibawah lisensi, dipasang. Di bagian kanan dan kiri, di sebelah mortar asap, dua kotak tubular untuk tempat penyimpanan interim bagi laras pengganti senapan mesin jika panas. Tiga grouser disimpan di bagian kiri turret dan tujuh lainnya di sebelah kanan, sedang yang 18 disimpan di “bow”, sehingga total ada 28 grouser dapat dibawa dan digunakan di tanah yang lembek atau bersalju. Swiss memperkenalkan knalpot dengan noise reduction, yang terpasang di bagian belakang tank, untuk semua tank KPz 87. Semua KPz 87 membawa skema kamuflase standar Jerman. Siww berpartisipasi dalam program pengembangan KWS II tri-lateral, dan akan mengupgrade Pz87 menjadi Leopard 2A5.



Leopard 2A4, 41(NL) Tankbataljon, 41(NL) Lichte Brigade, Weser-Emsland, June 1993.


Leopard 2 Belanda: Leopard 2 NL berbeda dengan milik Jerman karena mempunyai sistem mortar asap yang didesain oleh Belanda dengan enam laras tiap sisinya, sebuah periskop malam pasif buatan Belanda untuk pengemudi, sebuah senapan mesin FN MAG 7.62 mm yang terpasang koaksial terhadap meriam utama dan sebuah MAG untuk pertahanan udara, dan radio Philips dengan antena bergaya AS. Pada Januari 1993, AD Belanda mengumumkan rencana untuk melepas 115 dari 445 Leopard 2 NL, yang dijual ke Austria dan untuk mengupgrade 330 sisanya menjadi Leopard 2A5. Leopard 2NL pertama yang telah diupgrade dikirim ke Belanda pada Mei 1997. Tank hasil upgrade ini memakai skema kamuflase yang sama dengan milik Jerman, tetapi mempertahankan radio, senapan mesin FN MAG dan mortar asap buatan Belanda. AD Belanda juga telah memesan untuk mengupgrade 180 tank 2A5-nya menjadi 2A6, tank pertama mulai beroperasi pada Februari 2003.



The Leopard 2E, of the Spanish Army.


Leopard 2E: Sebuah turunan dari versi 2A6 (dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), dikembangkan di bawah sebuah program manufakturing bersama antara Jerman dan Spanyol. Program ini berjalan dalam kerangka persetujuan pada 1995 antara Menteri Pertahanan kedua negara, yang termasuk di dalamnya peminjaman sebanyak 108 Leopard 2A4 dari Jerman ke Spanyol untuk digunakan selama 5 tahun. Akan tetapi peminjaman ini diperpanjang hingga 2016, dan setelahnya tank-tank tersebut menjadi milik Spanyol. Pada 1998, pemerintah Spanyol menyetujui kontrak pembuatan 219 Leopard 2E, 16 tank recovery (CREC) dan 4 tank trainer. Mereka memilih Santa Bárbara Sistemas sebagai kontraktor utama. Program ini, dengan dana sebesar 1.939,4 juta Euro, termasuk pengembangan support logistik terintegrasi; kursus untuk instruktor awak, montir dan pengemudi; tower; perawatan; dan simulator pembidikan dan penembakan. 30 tank Leopard 2E pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dibuat di bawah lisensi oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch produksi pertamanya dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.

Stridsvagn (Strv) 121: Pada 1994 dan 1995, total 160 Leopard 2A4 dari lima batch pertama, diambil dari stok Jerman untuk dikirim ke AD Swedia. Secara resmi diberi nama Stridsvagn 121, tank pertama sampai di Swedia pada Februari 1994. Tidak ada perubahan atau modifikasi yang dilakukan pada tank-tank ini.


The Stridsvagn (Strv) 122.



Stridsvagn (Strv) 122: Swedish Defense Materiel Administration (FMV) menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei untuk pembuatan dan pengiriman 120 Leopard 2-S yang diberinama secara resmi menjadi Stridsvagn 122 oleh AD Swedia. Kontrak ini termasuk suplai pelatihan, perawatan, suku cadang, dokumentasi, simulator dan sebuah pilihan untuk membeli 90 Strv 122 tambahan. Sementara Krauss-Maffei merupakan kontraktor utamanya, sasisnya di-subkontraktor-kan ke Hägglunds, Swedia. Wegmann, kontraktor utama untuk turret, men-subkontraktor-kan ke Bofors dan sistem kendali penembakannya dari STN Atlas Elektronik ke Celsius Tech Systems AB di Swedia. Bofors juga membuat 50 persen dari meriam utama 120mm, sementara Rheinmetall membuat sisanya.

Stridsvagn 122 adalah versi tercanggih dari Leopard 2 yang saat ini beroperasi. Bagian depan hull dan glacisnya dilengkapi dengan plat baja tambahan, dan bagian dalam tank dilindungi dengan “liner” secara penuh, untuk mengurangi efek dari tembakan proyektil dan pecahan ledakan. Untuk pengemudian malam hari, pengemudi menggunakan pembidik pasif yang juga digunakan oleh CV 90 Infantry Fighting Vehicle. Karena penambahan berat tank menjadi 62.000 kg, jika dibandingkan dengan Leopard 2A5 milik Jerman yang hanya 59.500kg, batang torsi yang lebih kuat (yang ditiru dari Panzerhaubitze 2000) dipasang dan cakram rem baru juga digunakan. Semua tangki bahan bakar mempunyai cairan peredam-ledakan spesial. Kompartemen mesinnya dilengkapi dengan pendingin untuk mengurangi deteksi dari penjejak IR, dan sensor panas juga dipasang di kompartemen mesin yang akan secara otomatis mematikan operasi kipas angin dan pemasukan udara, jika Strv 122 diserang dengan menggunakan bom napalm. Roda rantai tank ini dilengkapi dengan penghubung lapis baja.

Bagian samping dan depan turret dilengkapi dengan lapis baja tambahan yang sama dengan Leopard 2A5, tetapi pada atap turret, palka komandan dan pengisi amunisi dilapisi dengan baja. Dengan penambahan berat pada palka ini, pengoperasian dilakukan secara otomatis dengan listrik dan terbuka dengan cara bergeser, tetapi akhirnya diacuhkan karena masalah untuk membukanya jika tidak ada tenaga listrik. Sekarang palka ini dilengkapi dengan pembuka manual, sehingga tidak ada masalah jika tank dalam kondisi buruk. Periskop milik komandan mempunyai flap pelindung yang dioperasikan secara manual, yang akan menutupinya jika tidak terpakai. Komputer sistem kendali penembakan digital mengolah data hingga untuk 12 tipe amunisi berbeda, temasuk APFSDS-T, HEAT-MP-T, HEAT-GP, smoke, anti-helicopter dan amunisi untuk latihan. Tetapi hingga 2001, hanya lima tipe amunisi yang digunakan, 120mm APFSDS-T, 120mm HE-T, 25mm APFSDS-T, 25mm HE, and 120 mm TPFSDS-T. Proyektil 25mm adalah digunakan untuk sistem sisipan laras meriam dan digunakan untuk training dasar untuk penembakan jarak pendek. Amunisi Smoke, HEAT dan helikopter belum dipakai. Amunisi untuk helikopter masih dalam tahap pengembangan.

Penjejak jarak laser terintegrasi dalam EMES-15 menggunakan laser Raman-shifted. Strv 122 adalah MBT pertama di Eropa yang dilengkapi dengan sistem komando dan kendali canggih TCCS. Di bagian kiri dan kanan turret sistem proteksi tank GIAT Industries GALIX dengan mortar 80 mm dipasangkan, mampu menembakkan amunisi asap, decoy, flare dan fragmentasi. Terdapat 36 grouser (grip salju) untuk setiap 18 roda rantanya, untuk digunakan pada dataran yang becek dan salju. 18 grouser disimpan di bagian belakang turret dan 18 dibagian kiri. Stridsvagn 122 dicet dalam skema kamuflase dengan warna hijau, hijau terang dan hitam.

Leopard 2 Austria: Pada 1997, Austria membeli 115 Leopard 2 yang merupakan tank bekas pakai dari AD Belanda.


Leopard 2 Denmark: Pada Juli 1997 sebuah kontrak ditandatangani antara pemerintah Denmark dengan Krauss-Maffei untuk pengiriman 52 Leopard 2A4 dari stok Jerman. Pada 29 Juni 2000 komado AD Denmark menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei Weggman untuk mengupgrade 51 Leopard 2A4 menjadi Leopard 2A5 DK. Proyek ini seharga 855 juta DKr. Tank akan menjadi bagian dari Brigade Reaksi Denmark. Leopard 2A5 diharapkan beroperasi hingga 2025. Tank A5 pertama dikirim pada 24 September 2002. Konfigurasi A5 DK berdasarkan "Mannheimer-configuration" milik Jerman/Belanda dan pengembangannya mengikuti S 122 milik Swedia. Leopard 2A5 DK hasil upgrade akan setara dengan Leopard 2A Jerman/Belanda dan dapat melakukan sharing training, logistik dan teknis di antara para pengguna Leopard 2A5.

Leopard 2A5 Denmark akan mempunyai pengembangan yang lebih dari pada tank milik Jerman dan Belanda, dan akan menggunakan pengembangan yang dipakai pada Leopard 1A DK (SFOR).
Elemen kunci pengembangannya yaitu:
- Pengembangan perlindungan pasif awak dan tank
- Pengembangan lingkungan kerja Komandan Tank dan kemungkinannya untuk menggunakan tank dalam keadaan yang berbeda
- Upgrade teknis sebagaimana dibutuhkan dalam penambahan/penggantian lapis baja.
- Aransemen tank untuk memastikan upgrade di masa yang akan datang dapat dilakukan
Pengembangan lain termasuk, Perlindungan pasif:
- Konfigurasi Leopard 2A4 mempunyai pembidik utama dan sekunder yang dekat dengan modul-lapis-baja baru. Mantlet meriam utama dibuat lebih kecil demi memberi ruangan untuk modul lapis bajayang terletak di depan turret dan dibagian depan samping turret.
- Pada hull, lapis baja komposit yang ada diganti dengan lapis baja komposit baru yang lebih baik dan tambahan lapis baja dipasang di depan hull.

Skirts-nya diganti dengan tipe baru. Palka pengemudi diganti dengan palka baru yang justru lebih berat dengan tipe geser. Blok roda rantainya diganti dengan tipe baru yang berlapis baja. Di dalam turret maupun hull dipasang dengan spall-liners yang melindungi awak dari pecahan proyektil dan hull akibat tembakan musuh. Proteksi hull tank ini berbeda dengan konfigurasi-Mannheimer yang mana tidak memiliki pengganti lapis baja di hull. Perlindungan pada hull berbeda dengan konfigurasi Mannheimer di mana tidak ada penggantian lapisan baja pada hull. Konfigurasi ini terutama terdapat pada batch produksi akhir yang proteksinya lebih baik dari Leopard 2A4 Denmark.

Pengembangan selanjutnya dari Leopar 2A5 DK: karena bertambahnya bobot turret dan pelajaran selama Perang Teluk, Leopard 2A5 DK dilengkapi dengan sistem elektrik 100% untuk memutar turret, menstabilkan meriam utama dan lain-lain. Tank ini dapat mensupport upgrade lanjut dari meriam utama 120mm L55 atau meriam 140mm, dan tambahan lapisbaja pada bagian atas turret. Kepala bersudut pembidik primer penembak dipindah ke bagian atas turret. Komandan Tank akan dapat melihat pembidik penembak pada monitor melalui Charge-Coupled-Device (CCD).

Pembidik sekunder dari penembak dipindah juga untuk memungkinkan penambahan lapis baja pada bagian depan turret. Pembidik milik komandan tank dipindah ke bagian belakang cupolanya dan akan dilengkapi dengan pembidik terstabilisasi dengan penjejak siang hari dan termal. Pembidik ini dibuat oleh Elop Electro-Optics Industries, anak perusahaan Elbit System, Israel. Berat tank akan bertambah menjadi 61 ton (MLC 70) dari 55 ton (MLC 60).

Tank akan dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis sistem GPS, yang di-back-up dengan sistem navigasi inersial. Di bagian belakang tank sebuah camera akan dipasang, yang membuat pengemudi untuk mundur tanpa bantuan dari Komandan Tank. Udara pendingin pada mesin diubah jalurnya untuk meyakinkan pendinginan optimal pada mesin dan meminimalkan detaksi dari penjejak termal milik musuh. Selanjutnya, tank dilengkapi dengan generator elektrik untuk memastikan sistem pendingin tetap berjalan. Dan juga memungkinkan di masa yang akan datang, tank ini dilengkapi dengan sistem manajemen peperangan. Tank telah dilengkapi dengan sistem AC dan sistem peredam ledakan. Kompartemen mesin dilindungi secara penuh dengan sistem otomatis untuk melindunginya dari napalm. Tank bahan bakar terlindung dari ledakan seperti pada Leopard 1A5 DK (SFOR).

Pada November 2002, 18 Leopard 2A5 DK sudah siap untuk latihan dan uji coba. Seluruh tank Leopard 2A5 DK baru untuk AD Denmark akan dikirim seluruhnya hingga 2025.


Versi terbaru MBT Leopard adalah Leopard 2A6 EX)


Leopard 2A6 (EX): Sebagai varian terbaru Leopard 2, KMW memperkenalkan Leopard 2A6 EX, yang mempunyai meriam L/55 yang lebih panjang, mesin auxiliary, perlindungan ranjau yang lebih baik dan sistem AC. Daya tembak superior dijamin oleh meriam smooth-bore 120mm yang dimiliki Leopard 2A6 EX. Pengembangan meriam L-55, versi lebih bertenaga dan lebih panjang dari persenjataan utama serta tipe pengembangan baru amunisi menghasilkan tenaga penetrasi dan memungkinkan penembakan target dari jarak yang lebih jauh. AD Jerman mengupgrade 225 tank Leopard 2A5 menjadi konfigurasi A6, tank pertama dikirimkan pada Maret 2001. AD Belanda juga sudah memesan 180 Leopard 2A5 untuk diupgrade ke A6 dengan tank pertamanya mulai beroperasi apda Februari 2003.


Leopard 2HEL, Leopard milik Yunani yang dilengkapi dengan meriam L55 Rheinmetall 120mm


Leopard 2HEL (Hellenic): Pada Maret 2002, AD Yunani mengumumkan telah memilih Leopard 2GR (varian Lopard 2A6), dengan kebutuhan sekitar 170 tank untuk dikirim antara 2006 hingga 2009, serta akuisisi 183 Leopard 2A4 dari AD Jerman. Unit pertama dari Leopard 2HEL dikirim pada Maret 2006.

Negara lain yang memakai MBT Leopard 2: AD Norwegia membeli 52 Leopard 2A4 bekas pakai dari AD Belanda, melalui perjanjian yang disepakati pada 8 Februari 2001. AD Finlandia membeli 124 tank dan AD Polandia membeli 128 tank 2A4 bekas pakai milik Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar