Rabu, 22 Desember 2010

Daya Tembak Leopard 2


Leopard 2E milik AD Spanyol-menembakkan meriam L55 120mm baru


Sebuah meriam smooth bore, meriam L55 120mm, dikembangkan oleh Rheinmetall GmbH di Ratingen, Jerman untuk menggantikan meriam smoothbore L44 120mm milik Leopard yang lebih pendek.

Laras meriam L44 120mm mempunyai panjang 530cm dan berat 1.190kg. Berat meriam keseluruhan 3.780kg. Sebagai perbandingan, laras meriam L55 120mm mempunyai panjang 660cm dan berat 1.374 kg. Berat keseluruhannya 4.160kg. Pertambahan banjang L44 ke L55 adalah 130cm, menghasilkan porsi yang lebih besar dari energi yang tersedia untuk dikonversikan ke kecepatan proyektil yang ditembakkan.

Sebuah karakteristik penting dari meriam L55 adalah kompabilitasnya dengan sistem senjata Leopard 2, yang berarti bahwa meriam ini terintegrasi tanpa alterasi substansial. Geometri eksternal dari meriam ini didesain untuk meminimalkan fenomena pelengkungan statis, untuk menghasilkan lekukan konstan optimal. Dari daktor ini, bentuk laras yang dipilih untuk L55 memainkan peran kritis. Hal ini merupakan prasyarat untuk sistem yang mempunyai probabilitas “first-shot hit” yang tinggi. L55 dapat menembakkan proyektil 120mm standar apapun.

Khusus ketika menggunakan proyektil DM 53 KE, L55 mampu meningkatkan performa 30% jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Sebagai contoh, ketika ditembakkan laras yang lebih panjang, DM 53 (LKE II) KE dapat mencapai kecepatan 1.750m/detik.

Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal, ekstraktor asap dan sistem referensi mocong meriam, kompatible dengan amunisi 120mm yang ada saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.

Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan dikenal sebagai LKE II dikembangkan sebagai hasil dari Tactical Requirement di November 1987, dan menggunakan meriam dengan laras yang lebih panjang. Efek proyektil energi kinetik pada target musuh tergantung pada 1) panjang penetrator, masa proyektil dan kecepatan saat tabrakan dan 2) interaksi antara proyektil dengan target. Bahan proyektilmerupakan serbuk tungsten berat di dalam sebuah struktur monoblok. Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan mempunyai energi moncong dan gaya hentakan yang lebih besar.

Amunisi terbaru yang dikembangkan Rheinmetall untuk Leopard 2 termasuk peluru DM 43 A1 120mm KE, DM 53 120mm LKE dan 120 MP.

Efektifitas letalitas Leopard 2A6 terutama dikarenakan karena pengembangan sistem meriam oleh Rheinmetall. Berdasarkan kebutuhan militer untuk daya tembak yang lebih besar, Rheinmetall W & M selanjutnya meningkatkan performa meriam ini dan amunisi-KE. Penambahan 130 cm dan beberapa modifikasi lain dari meriam sebelumnya (ruang pada laras mampu mendukung tekanan yang lebih tinggi dari bahan bakar peluru baru) menghasilkan kecepatan peluru yang lebih tinggi dan meningkatkan performa KE. Perkiraan energi kinetik moncong, ketika menembakkan APFSDS DM 53 (LKE II), sekitar 18-20 megajoule (MJ). Meriam L55 120mm kompatibel dengan tipe-MBT modern, termasuk yang beroperasi untuk NATO, dan meriam ini juga dapat diganti dengan meriam lama.


Meriam hiper-velocity L55 120mm


Peningkatan performa lanjut dari Leopard 2A6 dihasilkan dari pengenalan peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II). Peluru ini mempunyai kemampuan penetrasi yang lebih tinggi dari pada peluru KE yang ada sebelumnya dan menjadi contoh bagi pengembangan perlengkapan saat ini atau masa datang. Perkiraan kemampuan penetrasi peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II) yang ditembakkan dari meriam L55 120mm adalah 750mm pada jarak 2.000m.

Peluru sekunder yang bisanya dipakai adalah peluru sekunder ultra-modern (HE and MP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar